Sabtu, 07 April 2012

Orang Tua Cemas Dengan Serial “Tendangan Si Madun” di MNCTV.

Tendangan Si Madun, mengisahkan perjalanan hidup MuhamMadun alias Madun (11 tahun) dalam  memperjuangkan cita-citanya untuk menjadi pemain bola. Madun yang sangat suka bermain bola tidak pernah mendapatkan izin dari bapaknya yang menginginkan Madun menjadi seorang Kyai atau Uztadz, namun tetap  ingin mewujudkan cita-citanya itu, selain dari bapaknya Madun juga mendapatkan saingan dari teman satu sekolahnya.

Keterampilan dan hati yang baik membuat Madun memiliki banyak teman, bahkan lawan-lawannya dipertandingan berubah menjadi teman yang baik. Serial Si Madun sudah menjadi sangat terkenal dikalangan anak-anak, terkhusus untuk anak usia SD sampai dengan SMP, banyak anak yang menirukan setiap gaya dan aksi yang dilakukan diserial TV yang menceritakan tentang permainan bola Madun dan teman-temannya.

Madun, Siapa yang tidak mengenal nama ini sekarang, namun ada hal lain yang ingin saya ceritakan disini, sisi berbeda dari serial Si Madun. Bukan hanya keterampilan bermain bola namun setiap aksi yang terjadi dalam serial Si Madun banyak dicontoh oleh anak-anak. Banyak aksi kekerasan yang terjadi dalam serial Si Madun, hampir dalam semua episode terlihat sebuah adegan kekerasan, dan bukan hanya orang dewasa yang terlihat dalam aksi itu, namun juga anak-anak. hal inilah yang menjadikan kecemasan para orang tua.

Pemain dalam serial "Si Madun"

Anak-anak dalam cerita Si Madun selalu menyelesaikan masalah dengan cara berkelahi, meski bukan berkelahi secara fisik dan hanya mengunakan bola, itu sudah cukup memberikan contoh yang tidak baik untuk para pemirsa terkhusus adalah anak-anak. Serial ini disaksikan oleh masyarakat yang sebagian besar adalah anak SD dan SMP yang merupakan pengemar serial ini. Para Orang tua mulai merasakan kecemasan, karena bukan keterampilan dalam bermain bola yang mereka tiru, tetapi lebih banyak cara menyelesaikan masalah yang ada dalam serial ini yang mereka tiru (saling menyakiti).

Pemeran Madun dalam serial "Si Madun"

Orang tua mulai bertanya, Dimana sebenarnya KPI, yang berkewajiban untuk melakukan filter setiap tayangan yang akan ditambilkan. Apa tugas KPI hanya melakukan filter untuk film atau serial dewasa? atau mungkin memang sengaja memilih itu ehm.... Apa mereka lupa, bukan hanya orang dewasa yang dapat mengonsumsi siaran TV namun juga anak-anak, yang jelas masih membutuhkan perlindungan dari siaran-siaran yang menampilkan tindakan-tindakan yang tidak mendidik.

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan, maka hal ini bisa menjadi sangat fatal untuk generasi penerus selanjutnya. Bagaimana nasib bangsa ini, jika kaum muda sudah disodori dengan acara yang mementingkan kekerasan dalam setiap hal, sungguh sangat sangat sangat menyedihkan. Mereka sudah diajarkan tentang kekerasan sejak dini, jadi jangan pernah salahkan jika terciptalah sebuah produk yang selalu berlaku dengan kekerasaan, ini sudah banyak contohnya, bisa kita lihat baru-baru ini Demo-demo yang diwarnai dengan kekerasaan, Tawuran Antar Mahasiswa, Tawuran Antar Siswa, Lingkungan mulai tidak aman, karena mereka sudah menerima didikan seperti itu sejak kecil.

Sampai kapan hal ini akan terus berlangsung????
KPI apa yang anda lakukan??? Kemana Perginya KPI???
Itulah Kecemasan Orang Tua Terhadap Serial TV Favorit Anak-Anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar